Kamis, 14 Juli 2016

Sejarah Dunia Sabung Ayam Indonesia

Sabung Ayam adalah sebuah tradisi permainan mengadu ayam jantan yang sudah ada sejak dulu. Sabung ayam sudah menjadi tradisi di tiap kota dan seluruh daerah pelosok di Indonesia karena memang tradisi ini sudah dikenal sejak zaman dulu. Budaya dari sabung ayam di setiap daerah memiliki metode tata cara permainan maupun menggunakan istilah sesuai dengan pola kebudayaan daerah masing-masing secara berbeda, namun jenis ayam yang digunakan jenisnya adalah ayam jago pejantan tangguh.

sejarah dunia sabung ayam indonesia

Informasi sejarah dunia sabung ayam di Indonesia pada dasarnya berbeda-beda untuk tiap daerah atau kota di Indonesia.  Tradisi sabung ayam di Indonesia ternyata sudah berabad-abad lamanya, sabung ayam ini harus lebih dicermati lagi antara perjudian dan ritual agama. Sabung ayam pada mula asalnya merupakan sebuah ritual dalam acara dan kegiatan upacara keagamaan, namun demikian perkembangannya saat ini, dari tradisi ini malah dijadikan bahan perjudian yang mempertaruhkan uang. Bagaimanakah sejarah dunia sabung ayam di Indonesia?

1.Sabung Ayam Jawa
Sejarah sabung ayam di pulau Jawa berasal dari kisah cerita rakyat yaitu Cindelaras. Raja Jenggala memutuskan untuk mengadu ayam sakti Cindelaras dengan ayam miliknya, jika dalam pertarungan itu ayam Cindelaras kalah maka dia harus di hukum pancung tetapi jika menang maka setengah kekayaan Raja Jenggala menjadi milik Cindelaras. Dalam pertarungan ayam tersebut ternyata ayam Cindelaras mampu mengalahkan ayam sang raja hanya dalam beberapa menit saja. Akhirnya Raja Jenggala mengakui kehebatan ayam Cindelaras dan mengakui bahwa dia adalah putranya yang lahir dari permaisurinya yang telah di asingkan karena rasa iri dari selir kerajaan.

Anusapati berencana untuk mengikuti acara sabung ayam itu, namun ibu Anusapati yaitu Ken Dedes menasehatinya agar tidak melepaskan keris yang melekat di tubuhnya. Pada saat acara sabung ayam berlangsung Anusapati melepaskan keris yang dibawanya dan ternyata pada saat sabung ayam berlangsung terjadi kekacauan yang sangat besar hingga menewaskan Anusapati yang di bunuh oleh Tohjaya yang merupakan adik kandung Anusapati.

Selain itu, ternyata sabung ayam juga berperan penting dalam pembentukan dunia politik di tanah jawa ini, pasalnya dahulu kala kerajaan Singosari mengadakan pertandingan sabung ayam dan dalam acara tersebut dilarang membawa senjata apapun juga salah satunya yaitu keris.

2. Sabung Ayam Bugis
Dalam masyarakat Bugis ternyata sabung ayam telah dikenal sejak lama dan telah melekat hingga kini. Menurut Gilbert Hamonic bahwa masyarakat bugis terkenal dengan mitologi ayamnya, hal ini dapat dibuktikan dengan pemberian gelar kepada sultan Hasanudin yaitu Haanties van het oosten yang berarti ‘ayam jantan dari timur’. Istilah sabung ayam bugis makassar juga dikenal dengan sebutan Massaung Manu.

Tokoh Sawerigading yang merupakan tokoh utama dalam epic mitik menyukai sabung ayam, hal ini telah diceritakan dalam kitab La Galigo. Dalam kitab itu juga di ceraitakan bahwa orang zaman dahulu dikatakan belum pemberani jika belum memiliki kebiasaan judi, minum arak, dan adu ayam atau taruhan sabung ayam. Sehingga seseorang harus membuktikan ketiga hal itu jika ingin dikatakan pemberani.

3. Sabung Ayam Bali
Di Bali, sabung ayam dinamakan ‘Tajen’ yang berasal dari tabuh rah yang merupakan salah satu upacara adat masyarakat Hindu. Upacara ini bertujuan untuk mengagungkan dan mengharmoniskan hubungan hubungan manusia dengan Buddha yang agung. Dalam upacara ini menggunakan beberapa hewan peliharaan untuk dikurbankan yaitu kerbau, babi, itik, ayam, dan binatang ternak lainnya. Cara pengorbanan hewan-hewan ini yaitu dengan menyembelih bagian leher binatang setelah dibacakan mantra oleh pemuka agama. Upacara adat yang menggunakan sabung ayam yaitu lontar Yadnya Prakerti, sabung ayam dalam upacara adat ini bertujuan untuk mengadakan pertarungan suci dan ternyata tradisi ini telah dilakukan sejak purba. Hal ini berdasarkan prasasti Batur dan prasasti batuan pada tahun 944 saka. Permainan ini lebih dikenal sekarang dengan istilah Sabung Tajen Bali.

4. Sabung Ayam Toraja
Sabung ayam di tanah Toraja sudah dikenal jauh sebelum masuknya Kolonial Belanda pada tahun 1906 Masehi. Sabung ayam dalam budaya Toraja merupakan salah satu cara penyelesaian sengketa bagi pihak-pihak berselisih tentang perkara apa saja yang mereka tidak bisa selesaikan sendiri. Sabung ayam juga dilakukan sebagai pemenuhan ritual kepercayaan (Aluk), yang mana bulu sayap ayam jantan diambil dan ditancapkan di “tuang-tuang” atau bentangan bambu-bambu kecil sebagai simbol penolak bala pada acara "aluk rambu solo". Istilah sabung ayam dalam peradilan masyarakat Toraja dikenal dengan “Si Londongan”. Tata cara peradilan sabung ayam (Si Londongan) diakui dan dianggap sah serta dihormati apapun keputusannya oleh masyarakat, walaupun tidak ada saksi-saksi dan alat-alat bukti lain seperti yang lazim di pengadilan modern. Proses peradilan ini dilaksanakan oleh Badan Dewan Adat masyarakat Toraja. Siapapun yang kalah dalam pertandingan yang sudah disepakati bersama dan disaksikan oleh orang sekampung ini taat akan hasilnya. Tidak ada unjuk rasa, apalagi anarki karena para pihak merasa hasil dari peradilan ini sudah yang paling adil. Namun dalam perkembangannya tradisi sabung ayam kemudian menjadi ajang taruhan di berbagai kesempatan dan pada berbagai tempat.

Pada masa modern saat ini seiring perkembangan teknologi jaman, telah berkembang pula permainan sabung ayam online yang sangat populer di kalangan masyarakat netizen indonesia dari sabang sampai merauke. Adapun beberapa daerah wilayah indonesia yang terkenal dengan pemain sabung ayam online berasal dari daerah seperti Aceh, Padang, Palembang, Lampung, Madura, Ambon, Manado, Palopo, Parepare, Jayapura.

1 komentar: